Minggu, 21 Agustus 2016

API DAN KEBAKARAN



PENGENALAN API

Siapa yang tak kenal dengan api?
Api merupakan sumber Energi yang sangat kita butuhkan dalam Proses Keberlangsungan hidup manusia. Api kita gunakan untuk memasak, Proses Pembakaran yang menghasilkan Energi gerak pada Kendaraan Bermotor, Kereta Api, Pesawat dan lain sebagainya, sehingga bisa dikatakan api adalah kebutuhan Pokok bagi manusia. Namun api juga dapat berakibat fatal bagi keberlangsungan hidup dan kehidupan manusia dengan menjadi alat pemusnah yang hebat dan dahsyat yang disebut dengan KEBAKARAN. Harta, benda bahkan nyawa manusia dapat hilang diakibatkan oleh kebakaran. Untuk itu ada baiknya kita mengenal lebih dekat tentang API dan KEBAKARAN sehingga kita dapat secara maksimal memanfaatkannya dan sekaligus dapat mencegah dan memadamkan kebakaran dengan Efektif dan Efisien sebelum api dan kebakaran tersebut merenggut harta, benda dan orang-orang terdekat kita yang sangat kita cintai.

Untuk mengenal lebih dekat apa itu API dan apa itu KEBAKARAN maka kita harus lah mengetahui apa makna ataupun pengertian dari api dan Kebakaran itu sendiri. Ditinjau dari segi ilmiah API adalah sebuah Proses Oksidasi/Penguraian dimana dalam proses tersebut akan menghasilkan energi-energi yang dilepaskan berupa panas, cahaya dan gerak serta meninggalkan sisahasil pembakaran berupa karbon (arang) dan asap (Uap air dan gas-gas Berbahaya). Dalam prosesnya energi-energi dan sisa hasil pembakaran inilah yang mengakibatkan manfaat dan kerusakan bagi manusia dan lingkungan sekitar tempat terjadinya api tersebut, bermanfaat apabila api tersebut masih dapat di kendalikan dan diatur untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia dan lingkungan sekitarnya. Namun apabila  APIitu sudah tidak diperlukan, sukar dikuasai, merugikan dan tidak diinginkan maka api tadi  bermetamorfosa menjadi KEBAKARAN.
Api itu sendiri terbentuk dari 3 (tiga) unsur pembentuk yaitu:
     1. Bahan 
adalah : Unsur material yang menjadi media untuk terbentuknya API berupa benda-benda yang ada di sekitar kita berupa benda padat, cair, gas dan listrik
     2. Sumber panas 
adalah : Unsur pemicu peningkatan suhu/temperatur di suatu area yang apabila terakumulasi secara kontinyu akan menimbulkan kumpulan panas yang cukup untuk membuat/menimbulkan titik nyala

      3. Oksigen (O2)
adalah : Unsur pengurai yang dibutuhkan dalam proses pembakaran dimana oksigen berperan sebagai  pengurai senyawa-senyawapembentuk benda-benda yang terbakar.
Dan ketika tiga unsur tadi berpadu/bertemu secara bersamaan dan memicu proses pengikatan rantai reaksi Kimia maka API akan terbentuk. Didalam ilmu Kebakaran ini dinamakan  SEGITIGA API


Apabila kebakaran telah terjadi, maka tidak ada tawar-menawar lagi, besar ataupun kecil kebakaran tetaplah kebakaran dan harus segera DIPADAMKAN. Dalam proses pemadaman kebakaran haruslah dapat menggunakan Media (alat) dan Metode (cara) yang benar, untuk itu kita harus memperhatikan apa benda yang terbakar tersebut.Untuk mempermudah proses pemadaman kebakaran itu sendiri dibagi menjadi beberapaklasifikasi sesuai dengan dasar Pengklasifikasian yang dikeluarkan oleh NFPA (Nations Fire Protections Association) / organisasi pemadam kebakaran sedunia  Yaitu :
  1. Kelas Kebakaran   yaitu kelas kebakaran dimana bahan yang terbakar adalah benda-benda padat seperti kayu, kertas, karet, baju, plastik dll yang sejenis. Proses pemadamannya dengan menggunakan Metode COOLING (Pendinginan) yang dibantu dengan media Air, Lumpur, Pasir dan lain sebagainya yang bersifat menyerap sumber panas sehingga  temperatur di area kebakaran menurun dan api akan pkebakaran ini dapat juga dipadamkan dengan Metode Urai dengan cara memisahkan bahan-bahan yang belum terbakar  danMetode memutus rantai reaksi k
  2. Kelas Kebakaran  B yaitu kelas kebakaran dimana bahan yang terbakar adalah  benda-benda Cair dan Gas seperti Minyak, Oli, LPG, LNG, Etanol, dll yang sejenis. Proses pemadamannya dengan menggunakanMetode SMOTERING (Penyelimutan) dengan menggunakan media berupa FOAM/Busa dan benda-benda lain yang dapat mencegah oksigen masuk kearea pembakaran sehingga kebutuhan oksigen untuk proses pembakaran tidak tercukupi bahkan habis dan api akan Padam. Kelas ini juga dapat dipadamkan dengan Metode Urai dimana kita memutus sumber suplai gas yang terbakar dengan cara menutup Valve atau katup Penyalur Gas sehingga bahan yang terbakar akan segera habis dan api pun akan Padam.
  3. Kelas Kebakaran  C  yaitu kelas kebakaran dimana bahan yang terbakar adalah Listrik. Prosespemadamannya menggunakan Metode  Starvation (Urai) dimana kita melakukan penguraian pada ARUS LISTRIK dengan cara memutus arus lisrik tersebut dari area kebakaran sehingga area kebakaran benar-benar steril dari arus listrik,  dan dilanjutkan dengan metode Cooling (Pendinginan) yang berfungsi untuk menurunkan suhu sehingga bahan-bahan padat yang terbakar akibat arus listrik tadi padam.
  4. Kelas Kebakaran  D yaitu kelas kebakaran dimana bahan-bahan yang terbakar adalah jenis-jenis Logam seperti, Ze(Zink), Be(besi), Mg (Magnesium) dan lain-lain yang sejenis. Proses pemadamannya dengan menggunakan Metode Smotering dan Coolin dimana menggunakan media tepung khusus yang di sebut tepung DCP (Dry Chemical Pwder) REGULAR. Namun kebakaran kelas ini jarang terjadi di lahan, hutan, dan pemukiman penduduk  yang notabene bukan tempat-tempat pengecoran l
Demikian sedikit pengenalan singkat tentang Api dan Kebakaran serta cara memadamkannya.  Mudah-mudahan dapat bermanfaat bagi kita semua










Jumat, 12 Agustus 2016

STRATEGI PENCEGAHAN KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN




STRATEGIS PENCEGAHAN KEBAKARAN


1) sistem peringatan dini;
2) peningkatan partisipasi
    masyarakat; dan
3) memasyarakatkan teknikteknik
    ramah lingkungan dalam pengendalian
    kebakaran

Contoh Sistim Peringatan dari satelit Hotspot.



UPAYA PENINGKATAN PARTISIPASI MASYARAKAT


1.Kampanye peningkatan kesadaran masyarakat terhadap bahaya kebakaran dan penegakan       hukummelalui dialog langsung dan/atau melalui media penyuluhan.

2.Pemberian insentif, sehingga masyarakat akan memperoleh manfaat dari partisipasi aktif mereka dalam mencegah dan menanggulangi kebakaran. 

3.Peningkatan kemampuan masyarakat melalui pelatihan dan bimbingan;

4.Pembentukan Tim Pemadam Kebakaran (fire brigade) di tingkatmasyarakat yang difungsikanuntuk membantu menanggulangi kebakaran hutan dan lahan sejak dini di wilayahnya

LANGKAH - LANGKAH STELAH ADANYA PERINGATAN DINI


1. Menyebarkan peringatan dini melalui media lokal (cetak, radio) agar diketahui oleh
kelompok target pemanfaat hutan, politisi, masyarakat dan pengelola lahan lain mengenai
akan terjadinya kemarau panjang yang berpotensi menyebabkan kebakaran;.

2. Memantau aktivitas disekitarlahan dan hutan, terutama daerah
rawan melalui patroli harian;

3. Menyebarluaskan informasi larangan melakukan pembakaran;

4.Melakukan persiapan, pelatihan dan penyegaran untuk semuapetugas terkait dan masyarakatdalam usaha-usaha pemadaman kebakaran;

5. Merencanakan penanggulangan bersama dengan masyarakat, LSM, dan perusahaan-perusahaan di sekitar hutan;

6.Memastikan ketersediaan peralatan pemadaman dan semua peralatan berfungsi dengan baik;
Melakukan pertemuan dan komunikasi secara rutin antara masyarakat, perusahaan, LSM dan petugas pemadam kebakaran.

TEKNIK ZERO BURNING

“Teknik zero burning adalah :
sebuah metode pembersihan lahan dengan cara melakukan penebangan tegakan pohon pada hutan sekunder ataupada tanaman perkebunan yang sudah tua (misal Kelapa sawit)kemudian dilakukan pencabikan(shredded) menjadi bagian-bagianyang kecil, ditimbun dan ditinggalkandisitu supaya membusuk/teruraisecara alami”.
Manfaat :
1. Merupakan pendekatan ramah lingkungan yang tidak menyebabkan polusi udara;
2. Mengurangi emisi gas rumah kaca
    terutama CO ;
3. Limbah biomasa tanaman (bahan organik) dapat terurai sehingga meningkatkan penyerapan air dan       kesuburan tanah, mengurangi kebutuhan pupuk anorganik.
4. Penanaman bibit secara langsung pada timbunan limbah organikakan menambah manfaat agronom,       Nilai Nitrogen yang lebih tinggi.
5. Pelaksanaannya tidak bergantung pada kondisi cuaca;
6. meminimalisasi dampak run off yang dapat menyebabkan penurunan muka air tanah





Demikianlah Strategi Pencegahan Kebakaran Hutan dan Lahan semoga bermanfaat.



Rabu, 10 Agustus 2016

JENIS JENIS APAR DAN FUNGSINYA




Jenis apar dan fungsinya penting untuk diketahui karena masing-masing apar memiliki kemampuan untuk memadamkan api dari sumber yang berbeda. Apar adalah alat pemadam kebakaran ringan yang umumnya berbentuk tabung berisi pemadam api bertekanan tinggi. Sebagai bagian dari standar keamanan, gedung-gedung kantor atau tempat tinggal yang dibangun wajib memiliki apar yang ditempatkan pada tempat-tempat tertentu.
Gedung yang memenuhi standar keamanan dengan menempatkan beberapa apar di dalamnya berarti telah memenuhi K3 atau standar Kesehatan dan Keselamatan Kerja. Sebelum mengetahuiJenis Apar dan Fungsinya ada baiknya jika Anda mengenal pembagian kategori jenis sumber api terlebih dahulu. Kebakaran pada umumnya diklasifikasikan menjadi 4 kategori, yaitu:
  1. Klas A, yaitu kebakaran yang bersumber dari bahan padat biasa yang mudah terbakar. Contohnya adalah kayu kering, kertas, karet, plastik, dan lain sebagainya.
  2. Klas B, yaitu sumber kebakaran berasal dari bahan cair dan gas yang mudah menyala apabila terkena api. Contohnya adalah bensin, solar, thinner, gas elpiji, dan lain sebagainya.
  3. Klas C, yaitu adalah sumber kebakaran yang berasal dari hubungan arus pendek atau kelistrikan. Contohnya adalah generator listrik, pemasangan kabel yang tidak tepat, dan sebagainya.
  4. Sedangkan Klas D adalah kebakaran yang disebabkan oleh terbakarnya benda logam, seperti magnesium, potassium, lithium, dan lain-lain.
Untuk bisa memadamkan api dari masing-masing kategori, dibutuhkan apar dengan isi tabung yang berbeda. Berikut adalah 4 jenis apar dan fungsinya.
Alat pemadam api jenis busa/foam
Jenis Apar dan fungsinya yang pertama adalah apar yang menggunakan busa sebagai pemadam. Alat ini dinamakan dengan Aqueous Film Forming Foam yang efektif untuk digunakan memadamkan kebakaran Klas A dan B. Busa dibuat dari membuat campuran beberapa bahan kimia dengan air yang kemudian bereaksi dan menjadi busa dengan volume 10 kali lebih banyak dibandingkan volume campurannya. Cara kerja apar busa ini adalah isolasi, yaitu menutupi sumber api dengan busa sehingga tidak ada jalan bagi oksigen yang bisa membuat api semakin besar.
Alat pemadam api jenis CO2
Jenis apar dan fungsinya yang kedua adalah menggunakan gas karbondioksida atau CO2 untuk memadamkan api sebagai lawan dari oksigen. Isi tabung apr CO2 ini adalah gas dalam bentuk cair yang apabila disemprotkan akan berubah bentuk menjadi gas. Penggunaan apar CO2 lebih tepat untuk memadamkan api Klas B dan C. CO2 yang dimasukkan ke dalam tabung apar memiliki suhu yang sangat rendah sehingga cukup berbahaya apabila terkena kulit manusia.
Alat pemadam api jenis serbuk kimia
Serbuk kimia atau dry chemical powder adalah jenis apar yang paling banyak digunakan karena ia bisa memadamkan api dengan efektif untuk hampir semua jenis api, terutama untuk Klas A, B, dan C. Isi tabung apar serbuk kimia ini adalah kombinasi dari mono amonium dan amonium sulfat yang bisa memisahkan api dengan oksigen sehingga cepat padam. Sayangnya setelah digunakan, apar ini akan menyisakan serbuk-serbuk kotor sehingga tidak banyak digunakan untuk kebutuhan pabrik karena bisa merusak peralatan produksi.
Alat pemadam api jenis air atau cairan
Jenis apar dan fungsinya yang terakhir adalah memanfaatkan air dengan tabung bertekanan tinggi. Apar dengan air ini paling ekonomis karena hanya berisi air saja dan bisa digunakan hampir semua Klas kebakaran kecuali untuk Klas C. Hal ini dikarenakan air merupakan zat yang bisa menghantarkan listrik sehingga berbahaya apabila memadamkan api karena listrik dengan menggunakan air.
Demikianlah Jenis jenis Apar dan Fungsinya semoga bermanfaat.

PERALATAN PEMADAM KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN

Add caption

Add caption






















Rabu, 03 Agustus 2016

CARA MENGATASI KEBAKARAN LAHAN GAMBUT.



Ini dikarenakan sifat gambut sendiri yang hampir sama dengan spons. Yaitu menyerap air hingga ke dalam-dalam, dan gambut pun dapat menyerap air dengan maksimal. Pasti kita akan sama berfikir bahwa memang lahan gambut sulit sekali terbakar.
Namun ternyata akibat cuaca yang terlalu panas, lahan gambut mudah sekali terbakar. Ini dikarenakan, kita tidak mengetahui, dibawah lahan gambut terdapat mineral apa saja, yang mungkin dapat menjadi bahan bakar ataupun menyebabkan lahan gambut terbakar.
gambut1
Cara-cara agar tidak terjadi kebakaran lahan gambut yang besar adalah:
  • Jangan membakar sampah atau sesuatu di sekitar lahan gambut.
  • Memasang tanda larangan membakar sampah di lahan gambut.
  • Bersihkan lahan gambut jika sudah mongering.
  • Tanamilah lahan gambut dengan tanaman yang cocok. Seperti nanas ataupun kelapa sawit. Kedua tanaman ini memang cocok sekali di tanam di lahan gambut.
Langkah-langkah memadamkan kebakaran lahan gambut adalah:
  1. Cari titik api dimana lahan gambut tersebut terbakar.
  2. Usahakan bekerja sama dengan pemerintah setempat. Dikarenakan akan menjamin peralatan yang di miliki, dan pasti pemerintah akan mendatangkan bala bantuan yang lebih banyak.
  3. Sediakan air, beserta selang yang besar.
  4. Arahkan pemadaman kea rah titik api. Hal ini perlu di lakukan dengan hati-hati. Karena salah-salah malah api menjadi besar.
  5. Semprotkan ke pusat titik api yaitu di arahkan ke bawah, hal ini bertujuan agar air akan merembes langsung dan akan mengurangi api tersebut.
Kebakaran lahan gambut di Indonesia memang sudah seperti langganan. Luasnya lahan gambut di Indonesia namun kurangnya perhatian khusus menyebabkan lahan terbengkalai dan terbakar. Padahal asap ini nanti juga akan merepotkan kita sendiri. Kita memang tidak bisa mencari penyebab kebakaran hutan secara rinci. Namun bukankah lebih baik kita menjaga lahan gambut. Jika ingin memperluas lahan, gunakan cara yang aman, jangan membakar hutan, dikarenakan jika apinya merembet, salah-salah pemukiman penduduk juga akan ikut terbakar.

Selasa, 02 Agustus 2016

FUNGSI SCBA ( SELF CONTAIN BREATHING APPARATUS )

SCBA


SCBA adalah suatu peralatan yang terdiri dari botol ( tabung ) bertekanan udara, penunjuk tekanan udara ( pressure gauge ), masker dan peralatan-peralatan pembawa. SCBA diisi dengan udara bebas sebagai peralatan bantu pernafasan. Sesuai fungsinya, SCBA terdiri dari 3 macam, yaitu :

A. SCBA Rescue Unit
Jenis SCBA Rescue Unit adalah SCBA yang digunakan sebagai alat bantu pernafasan pada waktu melakukan proses pertolongan / penyelamatan atau digunakan pada waktu melakukan pekerjaan di lingkungan yang terpapar gas berbahaya. SCBA ini dapat digunakan secara optimal sekitar 30 menit.

B. SCBA Work Unit
Jenis SCBA ini pada prinsipnya hanya dapat digunakan selama sekitar 10 menit, tetapi SCBA ini dilengkapi dengan peralatan sambungan khusus ( quick coupling ) yang dapat disambungkan dengan cadangan udara dalam botol-botol yang berkapasitas besar, sehingga dapat membantu pernafasan sampai lebih dari 30 menit.

C. SCBA Escape Unit
Sesuai dengan jenisnya, maka SCBA ini berfungsi untuk membantu pernafasan pada waktu meninggalkan lokasi paparan menuju tempat aman dengan waktu penggunaan sekitar 10 menit. SCBA ini dapat digunakan secara cepat, karena model maskernya mudah digunakan. Pada prakteknya SCBA jenis ini juga digunakan untuk membantu pernafasan pada korban paparan gas pada saat evakuasi dan sebelum mendapat pertolongan medis, sehingga SCBA ini juga disebut dengan ELSA (Emergency Life Support Apparatus ).

Pengisian botol SCBA dilakukan dengan menggunakan Air Breathing Compressor bertekanan tinggi yang dilengkapi dengan filter-filter khusus untuk menyaring udara dan mengurangi kadar air. Udara yang dihasilkan compressor ini secara berkala dilakukan uji kandungan, yang bertujuan untuk memastikan kondisi dan komposisi udara yang dihasilkan. Selain itu, botol SCBA juga secara berkala dilakukan Hidro Test untuk memastikan kondisi dan kekuatan botol terhadap tekanan.

Rumus waktu penggunaan SCBA adalah sebagai berikut :

                                         Volume botol (liter) X pressure (bar)
Waktu penggunaan        =  -----------------------------------------------
                                                            40 liter/menit

dimana: 40 liter / menit adalah kebutuhan udara rata-rata seseorang pada saat bekerja berat.

Contoh :
Bila diketahui volume botol = 6.8 liter, tekanan = 300 bar, maka :

                                         6.8 liter  X  300 bar
Waktu penggunaan        =  ---------------------------
                                                     40

                                           2040
                                    =  ------------
                                             40

                                    =  51 menit

Waktu penggunaan SCBA secara optimum adalah hasil perhitungan dikurangi 10 menit sebagai waktu sebelum pemakaian masker dan 10 menit waktu cadangan, sehingga dari contoh tersebut diatas, maka waktu optimumnya adalah 31 menit.

SCBA akan mengeluarkan bunyi seperti peluit sebagai tanda bahwa tekanan
udara dari dalam botol sudah hampir habis.

Hal-hal penting yang berhubungan dengan SCBA diantaranya adalah :

• Pastikan SCBA selalu dalam kondisi siap digunakan.
• Pastikan tekanan udara dalam kondisi penuh / sesuai dengan kapasitasnya.
• Tempatkan SCBA dalam posisi :
- Mudah dijangkau.
- Terhindar dari suhu udara yang panas, karena  akan mengakibatkan pemuaian pada botol sehingga tekanan udara akan naik.
- Terhindar dari kotoran.
• Pakailah SCBA dengan benar dan cepat, mengingat fungsi SCBA sebagai peralatan bantu pernafasan pada kondisi darurat karena paparan gas berbahaya.
• Lakukan perawatan rutin, jika terdapat kebocoran atau kerusakan segera laporkan untuk diperbaiki dan dilakukan pengisian ulang.
• Proses pengisian ulang SCBA akan mengakibatkan botol menjadi panas,karena perubahan tekanan pada ruang tertutup akan berbanding lurus dengan perubahan suhu, sehingga lakukan peredaman panas dengan merendam botol selama proses pengisian, tujuannya adalah untuk keselamatan kerja dan mempertahankan kondisi botol tetap dalam suhu stabil, sehingga ketika pengisian selesai dan botol menjadi dingin, tekanan udara tetap.


Lampiran : Tabel jumlah udara yang dibutuhkan seseorang sesuai aktifitasnya


NO
AKTIFITAS
JUMLAH UDARA YANG DIBUTUHKAN
(LITER/MENIT)
1
 Tidur
6
2
 Istirahat
9.3
3
 Bekerja ringan
19.7
4
 Bekerja sedang
29.2
5
 Bekerja berat
40
6
 Bekerja sangat berat
59.5
7
 Bekerja maksimum
132

Senin, 01 Agustus 2016

CARA MERAKIT DAN MEMASANG SCBA

JENIS SCBA


Self Contained Breathing Apparatus ( SCBA )

Secara garis besar SCBA dibagi menjadi dua jenis yakni :
  1. Close Circuit SCBA
  2. Open Circuit SCBA

CLOSE CIRCUIT SCBA
Pada alat ini pada saat pemakai menghembuskan nafas ( Exhalation ), hasil expirasi dalam topeng tidak dikeluarkan ke udara bebas, melainkan digunakan untuk pernafasan lagi setelah CO2 dari udara expirasi tersebut diabsorb oleh bahan kimia yang terdapat pada alat ini. Service life alat ini cukup lama yaitu sekitar 2-4 Jam

OPEN CIRCUIT SCBA
Jenis SCBA ini terdiri dari :

  • Tabung Udara
  • Masker Udara
  • Plat penggendong yang dilengkapi oleh tali harness
  • Regulator
Cara Pemakaian SCBA

Ada tiga bagian dalam menggunakan SCBA, diantaranya adalah :

  1. Pemeriksaan
  2. Perakitan / pemasangan 
  3. Pemakaian
PEMERIKSAAN SCBA
  • Pemeriksaan tekanan tinggi (tekanan tabung)
  • Pemeriksaan tekanan rendah
Pemeriksaan tekanan tinggi (tekanan tabung)

  • Buka valve utama pelan-pelan, dan periksa manometer. Apabila tekanannya kurang dari 5/6 dari tekanan kerja, maka isi botol tidak boleh digunakan untuk operasi.
  • Periksa jarum manometer, jika sudah menunjukkan angka maksimum tutup kembali valve utama.
  • Perhatikan manometer, bila tekanannya turun lebih kuran 12 atam permenitnya, berarti ada kebocoran pada system saluran. Perlu diperiksa kembali
  • Buka bypass pelan-pelan pada deman regulator dan perhatikan suling (warning wishtle) akan berbunyi pada tekanan antara 40-50 atm.
Pemeriksaan tekanan rendah.

  • Buka valve utama dan pakailah face mask dengan benar.
  • Bernafaslah seperti biasa.
  • Tutup kembali valve utama dengan tangan kanan, tangan kanan masih tetap memegang valve
  • Bernafaslah, apabila anada tidak bisa bernafas, berarti tidak ada kebocoran pada sistem tekanan rendah, tetapi apabila anda masih bisa bernafas, berarti ada kebocoran pada face mask.
  • Apabila anda tidak bisa bernafas, buka segera valve utama pada botol.
MERAKIT / MEMASANG SCBA

  • Atur sebaik mungkin hardness dan plat penggendong
  • Longgarkan sabuk penggendong sebaik mungkin.
  • Pasang botol udara ke pelat penggendong dan ikat yang sebaiknya.
  • Sambung selang pada botol dengan menggunakan jari tangan (jangan menggunakan kekuatan penuh).
MENGGUNAKAN SCBA

  • Berdirikan SCBA pada posisi yang benar.
  • Masukan tangan kiri dan kanan kerangkaian hardness yang tersedia.
  • Betulkan posisi SCBA set di punggung , dengan posisi yang nyaman
  • Ikatkan sabuk pinggang yang baik
Selamat Mencoba.

hormat saya



Herius HS 



PENCEGAHAN KEBAKARAN DENGAN APAR

JENIS JENIS APAR DAN FUNGSINYA

Jenis apar dan fungsinya  penting untuk diketahui karena masing-masing apar memiliki kemampuan untuk memadamkan api dari sumber ya...